Selasa, 22 Juli 2008

Perancangan Model Supply Chain Management Pada Bahan Pangan

I. Pendahuluan
Pada tahun 1945 negara Jepang menyatakan menyerah kepada pasukan sekutu setelah dua kota nya, yaitu Hirosima dan Nagasaki diluluhlantakan dengan bom atom. Pada saat yang bersamaan, Bangsa Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya. Jika kita tinjau berdasarkan sejarah maka, Indonesia dan Jepang memulai suatu peradaban nya dengan kondisi yang tidak jauh berbeda. Bahkan bangsa Jepang memulai kembali peradabannya dengan bermodalkan rasa ketidakberdaya dan kekalahan pada perang dunia ke II. Tapi, Kenapa bangsa Jepang kerap beberapa langkah lebih maju dibandingkan dengan Indonesia? Bangsa Jepang memiliki wilayah yang tidak jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pulau Sumatera memiliki ketahan pangan yang jauh lebih baik dari Indonesia.

Apakah titik point perkembangan pertanian dan teknologi di Jepang? Inovasi, point inilah yang membedakan Jepang dengan beberapa Negara berkembang lainnya. Setiap hari ilmuan, penelitian dan engineers berpikir dan berupaya untuk menemukan dan mengembangkan produk, proses, management dan metode baru untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupannya. Pada tulisan ini akan dijelaskan perkembangan dan model penerpan supply chain managemen pada pertanian Indonesia yang berfokus pada optimasi dan efektivitas biaya produksi.

II. Pengertian
Supply chain management adalah sebuah ‘proses payung’ di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan di mana organisasi mempertahankan dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen.(Kalakota, 2000, h197). Artinya supply chain managemen merupakan koordinasi antar pihak – pihak yang terkait dalam suatu produksi dari sector hilir sampai dengan hulu dan consumer. Dalam praktiknya, produksi produk pertanian akan melibatkan beberapa proses dari mengumpulkan bahan baku, penyimpanan atau penggudangan dan pemrosesan pasca produksi dan penjualan dan hal ini pendistribusian bahan pangan. Proses tersebut melibatkan beberapa pihak dengan pada bidang cakupan yang berbeda. Contohnya, pada proses pendistribusian ataupun pengumpulan dan penggudangan bahan baku membutuhan transportasi. Proses pasca produksi dan penggudangan yang harus memperhatikan lokasi dan teknologi yang dipakai. Keterkaitan berbagai pihak dalam aspek yang berbeda ini membutuhkan suatu regulasi, koordinasi dan perencanaan yang memaksimalkan keuntungan.

a. Suplier ( petani )
Suplier berperan sebagai sumber penyedia bahan pangan, tinjauan kritisnya adalah supplier berada pada beberapa sentral produksi dan mengelompok menjadi beberapa kelompok besar dalam satu kesatuan manajemen. Dengan hal ini akan mempermudah dalam trasportasi untuk
penyimpannya

b. Penyimpanan ( Gudang )
Bahan baku pangan dari petani akan disimpan pada beberapa gudang yang guna mengatur stabilitas dan ketersedian bahan pangan. Tinjauan kritisnya gudang penyimpanan memiliki teknologi yang cukup baik untuk menghindari kerusakan seperti jamur dan membusuknya bahan pangan. Lokasi gudang setidaknya berdekatan atau mudah dijangkau oleh
perusahan pangan.

c. Industri Pangan
Dengan kemudahan akses dan ketersedian bahan pangan maka diharpakan industri pangan dapat memaksimalkan produksinya dari aspek kualitas dan juga kuantitas dan dapat melakukan distribusi produk secara efektif.

d. Konsumen akhir
Konsumen memegang peranan penting dalam industri pangan, perilaku dan tingkat komsumsinya akan menetukan perkembangan industri pangan. Hal penting adalah memperlajari perilaku konsumen, menjamin ketersedian pangan dan menjaga hubung dengan konsumen dalam kepuasan penggunaan produk.

e. Transportasi
Kita dapat mengoptimalkan cost supply dengan meminimalkan biaya transportasi. Caranya dengan mengatur lokasi gudang dan industri, mengelompokan supplier dan merancang pola distribusi yang efektif ke konsumen. Kualitas transportasi harus diperhatikan untk menghindari
kerusakan pangan. Karena kerusakan bahan pangan akan menurunkan harga dan kualitas pangan secara keseluruhan

IV. Penutup
Perancangan rantai supply yang berfokus pada transportsi dan penyimpanan bahan pangan merupakan salah satu bagian dari keseluruhan system yang dpat memaksimalkan kualitas dan
keuntungandari industri bahan pangan, Berbagai teknologi di bidang informasi dan telekomunikasi dapat diterpakan untuk mendukung supply chain management bahan pangan.

Implementasi Customer Relationship Management System Pada Distribusi Produk Pertanian

Implementasi Customer Relationship Management System Pada Distribusi Produk Pertanian
Oleh : Ardi Priasa
Pendahuluan
Setiap tahunnya pemerintah Indonesia selalu menghapdapi permasalahan yang terkait dengan distribusi produk pertanian maupun pangan. Kelangkaan pupuk, hilangnya suatu komoditi dari pasar. Ketidak-stabilnya harga yang sangat dipengaruhi ketersedian cadangan bahan pangan.

Jika dibuat suatu pemisalan, maka pemerintah dapat dikatakan sebagai suatu perusahaan yang bergerak dalam industri pangan yang memiliki otoritas penuh dalam distribusi dan penjualannya. Sedangkan masyarakat Indonesia merupakan konsumennya.Oleh karena itu pemerintah Indonesia dapat menerapkan suatu metodenya pengelolaan hubungan antara pemerintah sebagai perusahaan dengan rakyatnya yang berperilaku sebagai konsumen, salah satu metodenya adalah Customer Relationship Mangement (CRM)

Customer Relationshpi Mangement (CRM) merupakan suatu metode pendekatan untuk memahami dan mempengaruhi perilaku konsumen melalui komunikasi yang efektif. CRM mengkombinasikan antara bisnis proses dengan teknologi untuk mempermudah perusahaan ataupun organisasi mendapatkan, mengenal dan mempertahankan konsumen, meningkatkan penjualan dan juga customize hubungan dengan konsumen, membentuk consumer yang loyal dan menguntungkan. Pada penerapannya CRM akan terkait erat dengan Decision Support System yaitu suatu sistem yang digunakan untuk mendukung pengambilan kebijakan dalam suatu perusahaan. Dan akan menggunakan beberapa teknologi informasi yang saat ini sedang berkembang seperti data warehouse, data mining dan OLAP (On Line Analytical Processing).

Kenapa memahami konsumen itu penting?
Dalam suatu pasar yang kompetitif jika kita tidak dapat memahami komsumer maka, mereka akan berpindah pada perusahaan lainnya. Bagaimana Mengenal Konsumen Ada beberapa hal yang dapat dilakukan CRM dalam hal mengenal konsumen, antara lain
1. Mengetahui siapa konsumen dan karakteristiknya.
2. Memperhitungkan apa yang konsumen beli, mengetahui apa yang tidak diinginkannya dan juga penyebabnya.
3. Waktu dan cara konsumen membeli
4. Mempelajari pilihan konsumen dan membuat mereka loyal.
5. Menjelaskan karakteristik konsumen dan meprediksi apa yang akan dibeli
konsumen.

Teknologi CRM
Teknologi CRM saat ini menggunakan teknolgi seperti data warehouse dan juga bussiness intelegence or bussiness analytic seperti data mining dan OLAP. Dengan teknologi tersebut suatu perusahaan dapat melakukan analisa terhadap data yang tersimpan di databases. CRM dapat diintegrasikan dengan beberapa teknologi skala enterprise lainnya seperti Enterprise Resouce Planning dan Supply Chain Management.
Penerapan CRM
Dalam penerapannya, CRM dibagi ke beberapa pola interaksi antara lain :
1. Hubungan Pemerintah dan Petani
Dalam suatu system pasar, pemerintah harus menempatkan diri sebagai perusahaan yang membutuhkan bahan produksinya dari petani. Maka pemerintah harus memahami dan mempelajari karakteristik dan keinginan konsumen sehingga para petani mau menjual hasil produksi langsung ke pemerintah tanpa melalui perantara tengkulak. Titik kiritisnya adalah pemeritah memahami keinginan para petani dan membuat mereka loyal pada pemerintah, maka di waktu akan dating pemerintah tidak akan kesulitan dalam memperoleh bahan baku dan mensejahterakan petani yang merupakan profesi terbesar dinegara ini.
2. Hubungan Pemerintah dengan masyarakat
Masyarakat Indonesia yang beragam baik dari aspek geografis, suku bangsa, tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan. Secara tidak langsung akan memaksa pemerintah untuk harus lebih memahami nya berdasaran keragaman tersebut. Jika ditinjau dari sudut bisnis maka masyarakat merupakan peluang pasar yang sangat besar, tapi untuk mewujudkan kesejahteraan yang merata, pemerintah hendaknya lebih memperhatikan aspek kesejahteraan dibandingankan benefit yang besar. Ada beberapa titik kritis yang harus diperhatikan. Pertama, pemerintah harus memahami karakteristik dan kemampuan daya beli masyarakatnya dari setiap daerah dan kebudayaan yang berbeda. Kedua, memahami kebutuhan dari setiap lapisan masyarakat.Ketiga, dapat memprediksi perilaku konsumsi masyarajak pada saat tertentu.
3. Pola hubungan dengan pihak pendukung
Dalam melakukan bisnis bahan pertanian dan pangan pemerintah memerlukan pihak – pihak pendukung yang keterlibatan pihak tersebut tidak sampai pada tahap penentuan harga dari suatu komoditi pangan atau pertanian. Pemerintah harus dapat menjamin relasi atau hubungan dengan pihak pendukung untuk kelancaran pada tahap distribusi ke konsumen (masyarakat ) dan pengumpulan bahan baku dari petani. Pihak pendukung antara lain tranportasi, penggudangan, pengemasan dan pemasaran (pemasaran) produk.

Keuntungan CRM
Beberapa point yang menjadi keuntungan penerapan CRM pada distribusi bahan pangan antara lain : biaya yang relative lebih rendah dalam pemasaran ke masyarakat dan pengumpulan bahan baku dari petani. Peningkatan pelayan ke masyarakat dalam hal ketersedian bahan pangan sesuai dengan kebutuhan dan penyerapan hasil panen dari petani yang meningkat. Stabilitas harga dan stok bahan pangan.

cat:tulisan ini dipindahkan dari priasa.blogspot.com